Notification

×

Indeks Berita

Transformasi Nenek di Desa Ragatunjung: Belajar Mengaji, Menjadi Pahlawan Literasi Al-Qur'an

Jumat, 27 Desember 2024 | Desember 27, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-12-27T14:27:53Z
Media penabharindo@gmail.com
Dalam suasana yang penuh semangat dan kehangatan, sebuah kisah inspiratif muncul di Desa Ragatunjung, Brebes.
Sejak tiga tahun lalu, Rumah Zakat Desa Ragatunjung telah memfasilitasi program mengaji untuk nenek-nenek berusia 50 hingga 60 tahun yang sebelumnya tidak bisa membaca Al-Qur'an. 
Program ini dimulai dengan hanya dua orang peserta, namun kini berkembang pesat, dengan puluhan nenek yang ikut bergabung.
Perjalanan dimulai dengan upaya mengajak nenek-nenek untuk belajar mengaji, yang awalnya sangat sulit karena tidak semua dari mereka memiliki kemampuan membaca Al-Qur'an. 
Namun, dengan berbagai cara kreatif, seperti memberikan hadiah berupa minyak goreng, susu, kerudung, bahkan Al-Qur'an, program ini berhasil memotivasi nenek-nenek untuk turut serta. 
Tak hanya itu, mereka juga diajak untuk jalan-jalan atau plesiran sebagai bagian dari strategi menarik minat mereka.
"Ini seperti menulis di atas es, karena awalnya sangat sulit. Tapi sekarang kami bangga, nenek-nenek yang sebelumnya tidak bisa mengaji, kini sudah banyak yang hafal Al-Qur'an," ujar Arfin SPd, MH, Anggota DPRD Brebes dari Fraksi PKS sekaligus Wakil Ketua Komisi, yang turut mendukung program ini.
Relawan Inspirasi Rumah Zakat, Aldy Febrian, juga berperan besar dalam menyukseskan kegiatan ini. Dengan dukungan penuh dari masyarakat, program ini tidak hanya fokus pada pembelajaran Al-Qur'an, tetapi juga kegiatan kreatif lainnya. 
Salah satu pengisi kegiatan, Lusanti Andri Purnami, menyampaikan bahwa pendekatan yang humanis dan penuh kebersamaan menjadi kunci keberhasilan program ini.
"Setiap Senin dan Kamis, meskipun hujan, para nenek tetap hadir dengan semangat tinggi. Rumah saya selalu penuh dengan nenek-nenek yang belajar mengaji. 
Selain itu, kami sering mengadakan kegiatan bersama, seperti kemarin saat nenek-nenek belajar membuat telur asin dan makan bersama," tutur Arfin.
Tidak hanya para lansia, program ini juga menarik minat pemuda usia 20-25 tahun yang sebelumnya tidak bisa membaca Al-Qur'an. Kini, banyak dari mereka yang telah menguasai Iqro, bahkan mulai menghafal Al-Qur'an.
Rumah Zakat dan masyarakat Desa Ragatunjung terus berupaya memperluas jangkauan program ini agar dapat menyediakan fasilitas yang lebih layak dan melibatkan lebih banyak peserta. 
Program ini tidak hanya berdampak pada peningkatan kemampuan membaca Al-Qur'an, tetapi juga mempererat silaturahmi antarwarga, menciptakan semangat kebersamaan yang luar biasa.
"Ini adalah contoh nyata bagaimana pendidikan agama dapat mengubah kehidupan masyarakat tanpa mengenal batasan usia," pungkas Arfin.
Semangat ini menjadi inspirasi bahwa belajar tidak pernah terlambat, bahkan untuk menjadi pahlawan literasi Al-Qur'an di usia senja

Reforter Rizwan pena